Pandangan Mahasiswa terhadap Kinerja dan Keberadaan IDI

adminkato - 16 April 2000 - 12:17 pm

Pendahuluan

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan organisasi profesi yang menaungi seluruh dokter di Indonesia. Sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam dunia kesehatan, IDI tidak hanya menjadi tempat berhimpun para profesional medis, tetapi juga aktor penting dalam kebijakan kesehatan nasional. Di tengah perkembangan dunia pendidikan dan sosial politik saat ini, muncul berbagai pandangan dari kalangan mahasiswa—khususnya mahasiswa kedokteran dan kesehatan—terkait kinerja dan keberadaan IDI. Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan mereka?

IDI dalam Perspektif Mahasiswa

Sebagian besar mahasiswa memandang IDI sebagai organisasi yang sangat penting dalam menjaga profesionalisme dokter dan mengawal etika kedokteran. Keberadaan IDI dianggap memberikan payung hukum dan moral bagi profesi dokter yang kerap berada dalam tekanan sistem kesehatan yang kompleks.

Namun, tidak sedikit pula mahasiswa yang mengkritisi IDI, terutama dalam hal transparansi, adaptasi terhadap perkembangan zaman, serta respons terhadap isu-isu yang bersifat nasional. Mahasiswa sebagai kelompok kritis dan intelektual muda melihat IDI harus mampu bersuara lebih lantang dalam memperjuangkan hak tenaga medis serta memberikan edukasi yang konsisten kepada masyarakat.

Kritik dan Aspirasi Mahasiswa

Beberapa kritik yang kerap muncul dari kalangan mahasiswa terhadap IDI antara lain:

Kurangnya Akses dan Keterlibatan Mahasiswa
Mahasiswa merasa bahwa suara mereka belum banyak dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan ataupun diskusi internal IDI. Padahal, mereka adalah calon dokter yang kelak akan menjadi bagian dari organisasi ini.
Kurangnya Inovasi dan Digitalisasi
Di era digital, mahasiswa mengharapkan IDI bisa lebih inovatif, terutama dalam mendistribusikan informasi, pelatihan, dan sertifikasi melalui platform digital. Hal ini penting untuk menjangkau generasi muda yang lebih melek teknologi.
Respon Terhadap Isu Publik
Mahasiswa menilai IDI perlu mengambil sikap yang lebih jelas terhadap isu-isu nasional yang menyangkut kesehatan, seperti pandemi, BPJS, dan privatisasi layanan kesehatan. Ketegasan sikap IDI dianggap dapat membentuk opini publik sekaligus melindungi tenaga medis.

Harapan terhadap IDI

Sebagai organisasi induk profesi, mahasiswa berharap IDI dapat menjadi lebih inklusif, responsif, dan progresif. Beberapa aspirasi yang sering disuarakan antara lain:

Menyediakan ruang dialog dan mentorship antara dokter senior dan mahasiswa kedokteran.
Menyusun kebijakan yang lebih terbuka terhadap usulan dari civitas akademika.
Melibatkan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan riset kolaboratif.

Kesimpulan

Pandangan mahasiswa terhadap kinerja dan keberadaan IDI mencerminkan kebutuhan akan transformasi organisasi profesi agar lebih adaptif dan partisipatif. Meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi, keterlibatan mahasiswa secara aktif dalam mengkritisi dan memberi masukan terhadap IDI merupakan pertanda sehatnya dinamika dalam dunia kedokteran Indonesia. Ke depan, kolaborasi antara IDI dan mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan sinergi yang positif untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan nasional.